Aceh Singkil – SBN.COM || Forum Independen Peduli (FIP) Aceh Singkil melalui Ketua dan Inisiatornya MAKSUM MALAU memberikan rilis akhirnya setelah setahun lebih menyuarakan aspirasi agar PEMILU 2024 nanti ada Putra Terbaik Aceh Singkil duduk di Lembaga legislatif DPRA Provinsi Aceh daerah pemilihan 9 meliputi Aceh Singkil, Aceh Selatan, Subulussalam dan Aceh Barat Daya.

FIP mulai menyuarakan Aceh Singkil wajib memiliki perwakilan di DPRA sejak Bulan Nopember 2022 lalu, atensi masyarakat Aceh Singkil sangat luar biasa karena secara kalkulasi politik dengan DPT 86 ribu bisa menyumbangkan minimal 2 kursi jika berkaca pada pemilu 2019 lalu.
Gerakan sosial dan ajakan agar warga Aceh Singkil memilih caleg dari Aceh Singkil, dari beberapa calon legislatif yang berhasil di himpun FIP ada sekitar 23 nama yang ikut dalam konstelasi politik dari berbagai partai politik.
Dalam melakukan gerakan tersebut tahapan demi tahapan sudah dilakukan, diantaranya:
- Penggiringan Opini Publik melalui media sosial
- Diskusi dan merangkul seluruh caleg DPRA Aceh Singkil melalui Group WhatsApp
- Melakukan Pertemuan, diskusi rutin, dan gerakan bersama Caleg DPRA Aceh Singkil serta sosialisasi dalam bentuk Baliho bersama yang di sebar di beberapa titik Aceh Singkil.
- Caleg DPRA Aceh Singkil mulai melakukan pergerakan dan sosialisasi kepada masyarakat Aceh Singkil khususnya dan Dapil 9 pada umumnya dengan target masing-masing.

Menurut Ketua FIP Aceh Singkil, langkah yang sudah dilakukan bersama caleg DPRA Aceh Singkil Dapil 9 merupakan ikhtiar dalam usaha bersama menyatukan persepsi dan komitmen bahwa Aceh Singkil layak memiliki perwakilan di DPRA sehingga porsi anggaran APBA yang selama ini kurang maksimal diperoleh Aceh Singkil akibat tidak adanya legislator yang bisa mengakomodir pembangunan Aceh Singkil.
“Dari pergerakan masing-masing caleg, kami menilai caleg berdasarkan hasil analisis di lapangan dengan terbentuknya TIM pemenangan di setiap Kecamatan hingga Desa secara menyeluruh, Caleg sudah dikenal baik diperkenalkan atau memperkenalkan diri di masyarakat, serta memiliki cost politik untuk pembiayaan tim yang begitu banyak dan masif” ujar Maksum Malau.
Maksum Malau melanjutkan rilisannya
“Selanjutnya hasil pantauan kami, caleg yang hingga hari terlihat keseriusan dalam pertarungan memperebutkan satu kursi wajib tersebut dengan asumsi bahwa pergerakan secara serius dan telah terbentuk Tim pemenangan mencapai 70% di Aceh Singkil adalah Bapak Haji Fakhrudin Pardosi dari Partai Golkar Nomor Urut 4” Kata Maksum optimis.
“Nah dari itu, Kami bisa menyimpulkan dari Teori-teori yang kami paparkan tadi masih ada peluang 2 atau 3 kursi jika para caleg lain bisa lebih ekstra bekerja dalam meraih simpati pemilih Aceh Singkil, kami berharap Caleg DPRA yang lain masih berpeluang dan berkesempatan untuk mendapatkan slot kursi 2 dan 3. Kami sampaikan rilis ini untuk menjawab pertanyaan masyarakat sejauh mana perkembangan dan hasil yang diperoleh FIP pasca penetapan DCT dan masa kampanye” Tutup Maksum Malau.
Sebagaimana diketahui Aceh Singkil hampir dua dekade belum pernah memiliki perwakilan di DPRA Provinsi Aceh, jumlah pemilih di tahun 2019 lebih dari 70ribu sementara Kota Subulussalam hanya memiliki DPT sekitar 50 ribuan suara mampu mendudukkan perwakilannya di DPRA 4 orang yaitu : Hj. Asmidar (PA), Hj. Sartina (Golkar), H. Syaripudin (PKB) dan H. Asmauddin (Demokrat) yang keseluruhan suara yang mereka peroleh merupakan dari Aceh Singkil.
Isu kekosongan caleg DPRA dari Aceh Singkil mulai berhembus ketika porsi APBA sejak beberapa tahun terakhir, pembangunan Aceh Singkil sangat sedikit yang bersumber dari dana aspirasi dewan yang diwakili sesuai dengan daerah pemilihannya.
Akhirnya penyesalan selalu datang belakangan, begitu juga persoalan DPRA rakyat Aceh Singkil mulai memahami arti perwakilan rakyat yang duduk mewakili daerahnya, sehingga kesadaran masyarakat Aceh Singkil mulai terlihat ketika isu ini di jual dan menjadi pembahasan baik di warung kopi maupun di media sosial. (Red)